╰★╮ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮
Pisau kecil sepanjang 30 cm yang berlumuran
darah itu masih digenggamannya, wajahnya seram jantungnya berdetak
kencang hingga tak seorangpun berani mendekat, ya… ia Sang Pembu
nuh yang telah merenggut 99 nyawa orang.
Ia terus berjalan dengan pandangan kosong kedepan namun ternyata hati kecilnya bicara “ aku ingin tobat, masihkan Allah menerimaku di sisiNYA ? “ itulah pertanyaan yang terus ia ulang-ulang tanpa seorangpun mendengarnya.
Akhirnya sang Pembunuh ini memutuskan untuk curhat kepada Sang Ulama dan bercerita tentang masa lalunya yang kelabu itu. Ia mengutarakan maksudnya untuk bertaubat dan menjadi orang yang lebih baik. iapun bertanya, “ Aku ingin tahu, apakah Allah masih mau mengampuniku??
Sang Ulama ini rupanya belum cukup banyak belajar. Ia menjawab, “ Mana mungkin, kamu sudah sejahat itu akan diampuni, nerakalah yang pantas buat orang seperti kamu “. “ Kalau begitu, lebih baik kau juga kubunuh
Ia terus berjalan dengan pandangan kosong kedepan namun ternyata hati kecilnya bicara “ aku ingin tobat, masihkan Allah menerimaku di sisiNYA ? “ itulah pertanyaan yang terus ia ulang-ulang tanpa seorangpun mendengarnya.
Akhirnya sang Pembunuh ini memutuskan untuk curhat kepada Sang Ulama dan bercerita tentang masa lalunya yang kelabu itu. Ia mengutarakan maksudnya untuk bertaubat dan menjadi orang yang lebih baik. iapun bertanya, “ Aku ingin tahu, apakah Allah masih mau mengampuniku??
Sang Ulama ini rupanya belum cukup banyak belajar. Ia menjawab, “ Mana mungkin, kamu sudah sejahat itu akan diampuni, nerakalah yang pantas buat orang seperti kamu “. “ Kalau begitu, lebih baik kau juga kubunuh