╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮
Maha Suci ALLAH.
Maha Agung DIA. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Maha Agung DIA. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Memberi hikmah kepada siapa yang dikehendakiNya, dan mencabut hikmah dari siapa yang dikehendakiNya.
Teringat satu kejadian beberapa hari yang lalu. baru terasa begitu besar hikmah yang bisa dipetik.
Saya terbangun sebelum waktu subuh. Menyempatkan diri mengambil air
wudlu untuk shalat malam sembari menanti waktu subuh. SUBHANALLAH… dari
taman dalam rumah saya melihat cahaya bulan begitu terang. Sangat terang
dan indah, bahkan saya merasa baru kali ini melihat bulan yang begitu
indah. Bintang-bintang juga begitu rapi mendampingi sang bulan.
ALHAMDULILLAH… satu malam yang sangat saya syukuri. Sangat saya syukuri
keindahannya.
Selepas wudlu, saya menyempatkan diri shalat sampai datang waktu
subuh. Entah kenapa saya terus teringat si bulan. saya pun langsung
keluar kamar dan kembali ke posisi awal saya menikmati lukisan Tuhan
itu. Tapi ternyata berbeda. Saya tidak lagi melihat bulan dan bintang
yang tadi terlihat begitu kokoh dan gagah. Semua seolah lenyap ditutup
awan. Saya kecewa, sangat kecewa. Itu adalah kesempatan langka yang
jarang saya dapatkan.
Dari kejadian itu saya menyadari satu
hal. Jika cahaya bulan itu
adalah hidayah, dan mata ini adalah hati. Adalah wajar jika mata tak
bisa melihat cahaya bulan, karena ia tertutup awan gelap. Demikian juga
dengan hidayah. Ia bisa tertutup. Maka bisa jadi hati ini begitu singkat
menikmati indahnya hidayah, jika hati ini tertutupi awan maksiat.
Teringat seorang sahabat seperjuangan kuliah dulu pada waktu menjadi
mahasiswa baru. Beliau dulu sangat hanif, sangat alim, dan begitu
berkarisma. Tapi beliau berubah drastis beberapa tahun kemudian. Dulu
beliau tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah dimasjid kampus.
Terakhir tidak pernah terlihat dimasjid. Dulu beliau yang selalu
berpakaian rapi dan sopan, berganti pakaian (terlalu) gaul yang tidak
enak dipandang. Dulu yang setiap hari tilawah di masjid, terakhir saya
lihat merokok dijalanan kampus.
Sedih, miris, ironis. Semua penyesalan seolah mengiris hati ini jika
teringat saudara seiman, seperjuangan, lalai dan menyingkir dari hidayah
ALLAH. Ampuni beliau ya Rab, ampuni kami…
Ampuni kami Ya Rab, berikan kami hidayahMu, tunjukilah kami selalu ke jalan yang lurus.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Menjadikannya pelajaran untuk bekal kita hidup di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar