╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮
Memberi Satu Dirham Lalu Allah Memberinya Seratus Dua Puluh Ribu Dirham
Dari Al-Fudhail bin Iyadh, ia berkata, seorang laki-laki menceritakan
kepadaku: “Ada laki-laki yang keluar membawa benang tenun, lalu ia
menjualnya satu dirham untuk membeli tepung. Ketika pulang, ia melewati
dua orang laki-laki yang masing-masing menjambak kepal kawannya. Ia lalu
bertanya, ‘Ada apa?’ Orang pun memberitahunya bahwa keduanya bertengkar
karena uang satu dirham. Maka, ia berikan uang satu dirham kepada
keduanya, dan iapun tak memiliki sesuatu.
Ia lalu mendatangi isterinya seraya mengabarkan apa yang telah
terjadi. Sang isteri lalu mengumpulkan perkakas rumah tangga. Laki-laki
itu pun berangkat kembali untuk menggadaikannya, tetapi barang-barang
itu tidak laku. Tiba-tiba kemudian ia berpapasan dengan laki-laki yang
membawa ikan yang menebar bau busuk. Orang itu lalu berkata kepadanya,
‘Engkau membawa sesuatu yang tidak laku, demikian pula dengan yang saya
bawa. Apakah Anda mau menukarnya dengan barang (daganganku)?’ Ia pun
mengiakan. Ikan itu pun dibawanya pulang. Kepada isterinya ia berkata,
‘Dindaku, segeralah urus (masak) ikan ini, kita hampir tak berdaya
karena lapar!’ Maka sang isteri segera mengurus ikan tersebut. Lalu
dibelahnya perut ikan tersebut. Tiba-tiba sebuah mutiara keluar dari
perut
ikan tersebut
Wanita itu pun berkata gembira, ‘Suamiku, dari perut ikan ini keluar
sesuatu yang lebih kecil daripada telur ayam, ia hampir sebesar telur
burung dara’.
Suaminya berkata, ‘Perlihatkanlah kepadaku!’ Maka ia melihat sesuatu
yang tak pernah dilihatnya sepanjang hidupnya. Pikirannya melayang,
hatinya berdebar. Ia lalu berkata kepad isterinya, ‘Tahukah engkau
berapa nilai meutiara ini?’ ‘Tidak, tetapi aku mengetahui siapa orang
yang pintar dalam hal ini’, jawab suaminya. Ia lalu mengambil mutiara
itu. Ia segera pergi ke tempat para penjual mutiara. Ia menghampiri
kawannya yang ahli di bidang mutiara. Ia mengucapkan salam kepadanya,
sang kawan pun menjawab salamnya. Selanjutnya ia berbicar kepadanya
seraya mengeluarkan sesuatu sebesar telur burung dara. ‘Tahukah Anda,
berapa nilai ini?, ia bertanya. Kawannya memperhatikan barang itu begitu
lama, baru kemudian ia berkata, ‘Aku menghargainya 40 ribu. Jika Anda
mau, uang itu akan kubayar kontan sekarang juga kepadamu. Tapi jika Anda
menginginkan harga lebih tinggi, pergilah kepada si fulan, dia akan
memberimu harga lebih tinggi dariku’.
Maka ia pun pergi kepadanya. Orang itu memperhatikan barang tersebut
dan mengakui keelokannya. Ia kemudian berkata, ‘Aku hargai barang itu 80
ribu. Jika Anda menginginkan harga lebih tinggi, pergilah kepada si
fulan, saya kira dia akan memberi harga lebih tinggi dariku’. Segera ia
bergegas menuju kepadanya. Orang itu berkata, ‘Aku hargai barang itu 120
ribu. Dan saya kira, tidak ada orang yang berani menambah sedikitu pun
dari harga itu!’ ‘Ya’, ia pun setuju. Lalu harta itu ditimbangnya. Maka
pada hari itu, ia membawa dua belas kantung uang. Pada masing-masingnya
terdapat 10.000 dirham. Uang itu pun ia bawa ke rumahnya untuk disimpan.
Tiba-tiba di pintu rumahnya ada seorang fakir yang meminta-minta. Maka
ia berkata, ‘Saya punya kisah, karena itu masuklah’. Orang itu pun
masuk. Ia berkata, ‘Ambillah separuh dari hartaku ini. Maka, orang fakir
itu mengambil enam kantung uang dan dibawanya. Setelah agak menjauh, ia
kembali lagi seraya berkata, ‘Sebenarnya aku bukanlah orang miskin atau
fakir, tetapi Allah Ta’ala telah mengutusku kepadamu, yakni Dzat yang
telah mengganti satu dirhammu dengan 20 qirath. Dan ini yang
diberikanNya kepadamu adalah baru satu qirath daripada-nya, dan Dia
menyimpan untukmu 19 qirath yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar